tentang semut, penisilin, biodiversity, tukang cukur – bedah, indikator pertumbuhan ekonomi dari @hotradero

Posted on October 21, 2010

0


berawal dari pertanyaan @er_bim

@hotradero bang, sbnernya semut tuh kedoyanannya apaan sih? Nih minyak jelantah, gelas bekas aer putih di rmh gw jg dirubungin deh… 😦

that leads to another kultwit from @hotradero, enjoy 🙂

Beda sub-spesies – beda jg makanannya. Di rumah saya ada semut yg doyan makan isolasi kabel listrik. @er_bim

Ada sekitar 20 ribu-an jenis semut. Yg dikenali manusia baru kira-kira setengahnya. Dan kebanyakan di hutan tropis.

Negara tropis jauh lebih kaya dalam keanekaragaman hayati. Jenis semut di satu pohon daerah tropis bisa lebih banyak dari seluruh Inggris.

Di bidang biologi – ada profesi yg namanya “Bio Prospector”. Mereka mencari sumber obat masa depan dr tempat2 paling unik secara hayati.

Biasanya Bio Prospector datang ke daerah2 tropis – mencari tumbuhan & hewan langka yg mungkin punya khasiat yg belum dikenal.

Saya pernah baca: salah satu bahan obat sakit jantung yg dikembangkan di Jepang – bahannya didapat dr jamur yg hidup di bawah arca di Bali.

Sayangnya, penduduk di negeri tropis biasanya tidak sadar akan faktor keaneka ragaman hayati ini. Ribuan spesies musnah tiap tahun.

Padahal masa depan medis ada di keaneka ragaman hayati. Ingat kisah penemuan antibiotik pertama Penisilin? Itu secara tdk sengaja.

Alexander Fleming kelupaan meninggalkan laboratoriumnya (yg berantakan) saat liburan musim panas. Sampel lab-nya dikerubungi jamur.

Salah satu sampel berisi bakteri staphylococcus. Di sampel yg dikerubungi jamur ini – bakteri pada mati. Jamur bisa membunuh bakteri.

Jamur yg kemudian bisa membunuh bakteri itu – ada jenis Penicillium. Hidup di roti yg kebetulan ditinggalkan Alexander Fleming.

Jamur Penicillium bisa menghasilkan zat Penicillin yg mampu menghancurkan dinding sel bakteri – hingga bakteri terbunuh.

Dari penemuan akan Penicillin lah dikenal berbagai zat antibiotik lainnya yg juga berhasil membunuh bakteri. Ini benar2 revolusi medis.

Mengapa? Karena banyak org yg sebelumnya tewas karena infeksi akibat bakteri – dapat tetap hidup & bisa pulih berkat antibiotik.

Sebelum ada antibiotik – jauh lebih banyak pasien yg meninggal karena terkena infeksi bakteri ketimbang karena salah operasi.

Di masa sebelum antibiotik – pembedahan/surgery sedemikian rendah pamor-nya krn banyak pasien yg mati. Sampai2 dokter ogah membedah.

Kalau dokter nggak mau membedah – lalu siapa yg melakukan tugas maha penting itu? Siapa lagi kalau bukan… tukang cukur.

Karena dianggap piawai dengan gunting & pisau – maka di masa lalu tukang cukur sering merangkap kerja sebagai “tukang” bedah.

Dan sejarah pekerjaan rangkap ini – tetap ada jejaknya sampai sekarang. Tidak percaya? Coba kita lihat simbol tempat tukang cukur.

Kita tentu pernah lihat tempat praktek tukang cukur ditandai dg tiang yg punya pola strip miring merah & putih (plus biru kalo di Amerika)

Warna Merah melambangkan Darah – sementara warna putih melambangkan kain perban. Keduanya diselang-seling menunjukkan kerja tukang bedah.

Di Amerika ada tambahan warna biru – biar mirip dg komponen warna bendera mereka: merah, putih, biru. Di negara lain cuma merah & putih.

Balik lagi ke antibiotik. Nah, sejak ditemukan antibiotik (dan sanitasi ruang operasi oleh Lister) – dokter bedah jadi profesi terhormat.

Sebelum ada antibiotik di masa perang – tentara lebih banyak mati karena penyakit daripada karena kena tembak di pertempuran.

Oh iya – tadi org yg memperkenalkan sanitasi ruang bedah bernama Joseph Lister. Dari penghormatan atas namanya muncul obat kumur Listerine.

Dan Joseph Lister ini jg yg memperkenalkan sanitasi di ruang bersalin – sehingga banyak ibu2 yg bisa melahirkan dg aman krn bebas kuman.

Uh kenapa tiba2 ke obat kumur & ruang bersalin ya? Padahal tadi kan mulainya dari cerita tentang semut & keaneka ragaman hayati.

Tapi intinya begini deh: Antibiotik bisa ditemukan secara tidak sengaja & memberi kontribusi sangat besar bagi kesehatan manusia.

Alam adalah sebuah laboratorium yg maha luas & kompleks serta sudah ada jutaan tahun – mustahil ditandingi oleh laboratorium buatan manusia.

Hasil produk laboratorium alam itu muncul dlm bentuk berbagai spesies tumbuhan & hewan. Keaneka ragaman hayati. Biodiversity.

Jadi masalah besar bila kita menghancurkan keaneka ragaman hayati tersebut – itu berarti menghancurkan laboratorium terpenting.

Bisa saja obat2 utk kanker, parkinson, alzheimer, dll., sebenarnya sudah tersedia di alam – tp sumbernya kita hancurkan begitu saja.

Ada dua tempat di dunia dengan keaneka ragaman hayati tertinggi di dunia: Costa Rica dan Indonesia.

Indonesia dalam posisi memalukan – karena menjadi penghancur hutan tropis terbanyak & tercepat di dunia. Biodiversity jg ikut hancur.

Dan sialnya, kebanyakan penghancuran keanekaragaman hayati terjadi krn kita tidak sadar akan nilainya bagi dunia ilmu & kesehatan.

Itu baru soal hutan tropis. Indonesia juga punya keaneka ragaman hayati tertinggi laut. Dan sialnya, itu juga ikut kita hancurkan.

OK tweeps, segitu dulu ya kultwit ala Bajaj ini (beloknya di mana nggak jelas) — ada meeting yg harus saya hadiri.

Saya koreksi: Costa Rica bukan yg paling tinggi keaneka ragaman hayatinya – tetapi yg paling padat keaneka ragaman hayatinya.

Negara2 yg punya keanekaragaman hayati terbesar: Indonesia, Kolombia, Brazil, dan Mexico. Semua negara2 besar/luas.

 

still with @twitpocket? i always love twits from @hotradero, yes, he’s often goes parallel from here to everywhere, but even the random knowledge is always rich and enlightening 🙂

next, tentang indicator pertumbuhan ekonomi, menanggapi yg sedang dibahas di timeline @ulil pada saat itu.

Indikator terbaik sebenarnya adalah penurunan jumlah orang yg miskin absolut. Di luar itu – kaya & miskin semata bersifat relatif. @ulil

Yang dianggap miskin absolut adalah yg bahkan tidak mampu mencukupi kebutuhan makan 2500 kalori per hari. Umumnya setara USD 1,25 per hari.

Angka USD 1,25 tadi dlm ukuran PPP. Jadi setara dg kira-kira daya beli harian Rp. 8750 – Rp. 10 ribu.

Di luar miskin absolut – agak susah mengukur betapa miskinnya seseorang. Banyak org miskin misalnya kurang makan tp masih bisa beli rokok.

Purchasing Power Parity (Paritas Daya Beli) – jadi nilai tukar riil yg tidak tergantung nilai pasar. RT @idoremember: PPP itu apa om?

Di tiap negara harga & gaji berbeda-beda. Di Indonesia kita bisa potong rambut dg Rp. 20 ribu. Di Inggris? Palng murah setara Rp. 130 ribu.

Gaji staf klerikal di UK misalnya setara Rp. 10 Juta/bulan. Di sini angka itu sudah cukup buat menggaji Manajer Madya dg skill lbh tinggi.

7 pon = Rp. 130 ribu… 🙂 RT @sabai95: nggak juga. di London bisa cukur dg 7 pon, asal tau tempatnya.

Jadi kita lihat, bahwa daya beli uang bersifat relatif pd antar negara & mata uang. Nah daya beli itulah yg diukur dg PPP.

Nggak sampe nabung sih. RT @amirk: seberapa besar 10jt sebulan di UK? Apa bisa utk sewa apt, makan, dan menabung yg layak?

“@grazkart: Gaji Tukang bangunan di Aussie sekitar 20-50 jt per bulan. Tukang nya lho bukan bos nya…”

Sesuai biaya hidup juga RT @hanfei_hung: Murah dong gaji org indo Bang ? 😦 RT : Gaji staf klerikal di UK misalnya setara Rp. 10 Juta/bulan.

Seingat saya, di UK itu ongkos panggil tukang betulin pipa /plumber (biaya minimum) adalah 50 pound (hampir sejuta rupiah).

“@Hiksas: Di jepang potong rambut ¥3000 setara 350 rb @hotradero: Di tiap negara harga & gaji berbeda-beda.”

“@melladaffa: betul dulu saya di abu dhabi potong rambut wanita minimal 45dirham setara dgn 90ribuan..dgn kualitas disini 15ribu.”

Nah, karena harga & gaji di tiap negara berbeda – maka perlu ada satuan yg membandingkan daya beli secara obyektif. Itulah PPP.

Bila dihitung secara PPP, nilai USD itu setara Rp. 6150. Tapi tentu saja nggak ada yg mau melepas dollar miliknya dg rupiah segitu.

Itu sebabnya PPP tidak sama dg harga pasar (di mana saat ini 1 USD = Rp. 8950). Di Indonesia biasanya USD secara PPP selalu lbh murah.

“@Ffnst: di Amsterdam paling murah potong rambut 12 EUR. Ini jadi substitusi Big Mac Index ya? :)” => iya. menuju ke sana. 🙂

Karena gaya potong rambut jg beda2, selain tarif beda2. Maka diperlukan ukuran yg lebih sahih utk membandingkan harga antar negara.

Majalah The Economist punya ide: Coba saja pakai harga sepotong “Big Mac”. Rasa, bahan & beratnya kan relatif standar antar negara.

Maka muncullah Big Mac Index, yg membandingkan berapa harga sepotong Big Mac antar negara — dijadikan indikator daya beli antar negara.

PPP itu besaran bersifat teoritis “@nugrohobagus: yg nentuin antara memakai hrg pasar sama PPP siapa om? kan lebih murah PPP..”

Artikel tentang Big Mac Index terakhir bisa dilihat di sini: http://www.economist.com/node/17257797?story_id=17257797

Thn ini kota Oslo jadi kota termahal di dunia – karena mata uangnya menguat tajam, pdhl tarif tdk berubah. Turis yg ke sana pasti jengkel.

“@nayarini: nyimak twit ttg PPP jd tertarik baca wikinya http://digs.by/9yRCyV makasih bang. scandinavian+Jepang mmg negr termahal ya :-)”

Jadi memang kita jangan hanya melihat harga secara angka saja – melainkan harus ikut mempertimbangkan daya beli (dan cerminan biaya hidup).

Memang “Big Mac” Index tidak sempurna. Ada banyak kelemahannya krn tdk pertimbangkan sektor jasa (semisal contoh td tarif potong rambut).

“@ujangw: Yang kurang sukses: the alternative Big Mac Index keluaran UBS, tall late index, dan ehm…coconut index http://bit.ly/cEpZI4

Memang manipulasi. Tp tdk sesederhana itu. “@danuAja: Bang apa memang benar Cina memanipulasi Yuan? seperti yang didengung2kan oleh AS.”

see you other random rich knowledge on twitpocket 🙂

 

Posted in: Uncategorized